Jumat, 25 September 2015

KAWASAN PESISIR SEMARANG YANG TERALIHKAN OLEH KAWASAN PERKOTAAN NYA

Tulisan saya kali ini adalah mengenai sebuah kesan dan opini untuk sebuah Ibukota Jawa Tengah yaitu Kota Semarang. Kebetulan sekali, beberapa waktu lalu saya dapat kesempatan berkunjung ke kota tersebut untuk pertama kalinya. Kesan pertama sampai disana adalah cuaca yang sangat panas menyengat sampai tembus ke lapisan kulit. Namun ternyata Semarang punya masalah lain disaat musim mulai berganti ke musim hujan, menurut cerita yang saya dengar langsung disana melalui beberapa warga, dikala hujan datang maka beberapa kawasan di Semarang terendam banjir yang cukup menghambat aktivitas mereka. Setelah selidik punya selidik, saya mulai mencari tahu tentang geografis dan keadaan lingkungan di Semarang. Walaupun info yang saya dapatkan ini hanya beberapa hari disana saja, tapi saya coba membuka sedikit permasalahan yang sedang dialami oleh kota Semarang ini.

Masalah yang disoroti pertama adalah kawasan pesisir kota Semarang yang terletak di pesisir pantai utara jawa tengah membuat nya bersinggungan langsung dengan limpahan air laut yang sering menerpa. Permasalahan pada kawasan pesisir memang menjadi sebuah hal yang sering dialami beberapa kota yang geografisnya berbatasan langsung dengan lautan. Kesadaran penduduk lokal dan pemerintah daerah sangat lah diperlukan bukan hanya sekali duakali saja, tapi harus berkelanjutan dari mulai perencanaan kawasan pemukiman disekitar pesisir pantai, perawatan lingkungan dan penjagaan ekosistem yang ada, sampai penanggulangan bencana yang sewaktu-waktu bisa timbul di daerah tersebut.

Peta Semarang sekitar wilayah pesisir


Ketika kita melihat banyaknya bangunan-bangunan baik tempat tinggal maupun kawasan industri disekitar kawasan pesisir, kita tidak bisa menutup sebelah mata dan sebelah telinga kita bahwa yang salah adalah penduduk, namun perlunya kesadaran pemerintah kota khususnya sebagai sarana penunjang masyarakat. Kebanyakan dari kita adalah bertindak setelah terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, jika saja semua harus di analisa dan rencanakan sedemikian rupa mengenai suatu hal atau konsep khususnya penerapan tata kota yang baik.

Imbas dari semakin tergerusnya kawasan pesisir kota Semarang juga berdampak pada daerah-daerah disekitarnya, karena jika air laut sedang pasang (Rob) maka semua akan dirugikan tidak hanya penduduk bahkan pemerintah pun dirugikan, Jika saya lihat dari keadaan kota Semarang yang bisa dibilang dibagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah bawah dan wilayah atas. Jelas yang sangat dirugikan lebih banyak adalah wilayah bawah jika terjadi banjir Rob tersebut, dari hal tersebut pun mulai lah muncul kesenjangan antara dua wilayah tersebut. Kawasan Semarang kota lebih diperhatikan dari segi kebersihan dan pembangunan prasarana nya, dan kawasan pesisir semakin dicap sebagai kawasan kumuh dan tidak terawat.

Padahal jika semua individu bersatu dan melebur dalam pemikiran yang sejalan demi kemajuan kota tercintanya, harusnya kawasan pesisir tersebut bisa dibuat lebih terawat dan menarik lagi baik dari segi pariwisata maupun ekonominya. Apalagi Semarang memiliki pelabuhan besar yaitu Tanjung Emas, sebagai pintu masuknya perdagangan baik dalam kota maupun luar kota.

Jika penataan lebih teratur dan konsekuensi dari tiap individu untuk merawat dan menjaga nya, saya percaya bahkan bukan kawasan pesisir kota Semarang saja, namun semua wilayah yang memiliki kawasan pesisir mampu membangun infrastruktur yang mumpuni bukan hanya untuk setahun atau dua tahun kedepan namun untuk beberapa puluh tahun lamanya kedepan.

Sangat diperlukan sosialisasi dan kesadaran diri setiap individu di kota Semarang khususnya untuk lebih mempedulikan pentingnya sebuah kawasan pesisir, karena titik tumpu dari ketahanan kota Semarang ada di kawasan pesisirnya tersebut. Jika manusianya mampu menghargai alam dan sekitarnya, maka nanti alam pun akan berpihak kepada manusia nya itu sendiri. Janganlah kita mementingkan daerah yang dilihat lebih berpotensi untuk mengembangkan ekonomi saja, namun dari daerah yang memiliki potensi alam langsung pun perlu diperhatikan.

Dimulai dari hal kecil terlebih dahulu dengan merapihkan sedikit demi sedikit mulai dari kawasan tempat tinggal disekitar kawasan pesisir harus mempunyai batas minimal radius mendirikan tempat tinggal dengan batas laut, jika memang sudah bayak berdiri pemukiman diwilayah tersebut maka harus disediakan relokasi yang sesuai dengan memperhatikan sektor ekonomis bagi penghuninya atau bisa mencarikan pilihan lain yang bisa sama-sama menguntungkan baik dari sisi kebijakan pemerintah daerah nya maupun keadaan penduduk sekitar terkait mata pencaharian.

Balik lagi seperti yang saya tekankan disini adalah kesadaran dari setiap individunya dan konsistensi mereka demi sama-sama membangun ketahan kota Semarang dari berbagai permasalahan yang di alami, salah satunya adalah kawasan pesisirnya tersebut yang selalu menimbulkan banjir Rob. Semoga ada kesadaran lebih lagi dan isu lokal yang diangkat lagi demi membangkitkan semangat dan gotong royong warga Semarang khususnya untuk lebih memperhatikan lingkungan dan daerahnya.

Semoga tulisan saya kali ini sedikit banyak bisa membantu membuka kesadaran betapa pentingnya kepedulian bukan hanya dari pemikiran tapi dari kerja nyata untuk dapat menyelaraskan antara ekosistem alam dengan lingkungan tempat tinggal kita dimanapun letak geografisnya.