Sebagai pemakai transportasi umum ini dari bertahun-tahun
lalu, mau gak mau gw tau banget perkembangan kereta Jabodetabek ini, dari mulai
fasilitasnya sampai kendaraannya. Dari yang mulai kereta jadul kelas ekonomi
yang sering disebut “Pepsoden” sampai “terombon”,
ini adalah contoh penampakannya ;
Ada juga waktu dulu yang namanya kereta pakuan, ini adalah
kereta tercepat dan termahal karcisnya se-jabodetabek , kenyamanannya memang
jauh berbeda dengan yang kereta ekonomi. Ini adalah penampakannya ;
Dan gw sendiri selama jamannya kereta pakuan, gw baru naik
itu kereta 2 kali. Mungkin karena harganya terlalu mahal buat anak sekolah kaya
gw waktu dulu. Tetap primadona angkutan ini adalah kereta ekonomi, dengan
kemurahan karcisnya dan segala keunikan di dalamnya dari mulai pedagang yang
mundar mandir dari gerbong depan ke gerbong belakang, para musisi jalan dengan
segala genre musiknya, pengemis dengan segala rupa, pencopet dengan berbagai
keahlian,dll lah pokoknya kereta ekonomi buat gw adalah pasar mini berjalan.
Selalu ada hiburan tersendiri kalau kalian semua pernah rasain naik kereta
ekonomi jaman jaman tahun 2000 – 2010. Kalau cerita soal kerete Jabodetabek gak
aka nada habisnya, ini adalah yang gw alami sendiri, gimana orang lain yang
tiap hari menggunakan angkutan ini,pasti akan banyak lagi cerita yang dialami.
Gw gak perlu berharap Indonesia bikin Film bagus, karena dari keadaan di sekitar
gw dan para penduduk Indonesia ini gw bisa liat banyak hal luar biasa dan
menarik seperti Film dengan Cinematography terbaik.
Sekarang semua sedikit demi sedikit berubah, “Dia” mulai
bersolek diri mempercantik penampilan luar dan dalamnya. Gw ngerasain bener ada
perubahan itu, yang paling terlihat adalah peremajaan kereta lama menjadi baru,
ini adalah beberapa penampakan kereta saat ini ;
Walau mungkin hanya pengecatan ulang dan tidak mengganti
dengan mesin atau gerbong baru, tapi ya sudah lumayan lah untuk menambah kesan
bersih dan nyaman. Namun setiap perubahan pasti ada dampaknya, ada yang suka
dan ada yang tidak suka. Mulai dari harga karcis yang naik menimbulkan banyak
pertentangan dari penggunanya, sampai larangan berjualan,mengamen dan mengemis
di area peron dan gerbong mendapat protes dari pada pedagang dan musisi jalan
khususnya kereta.
Dan sekarang yang sedang hot news adalah pembongkaran lapak
pedagang disekitar kawasan stasiun, PT.KAI sebagai pemilik tanah memang
memegang penuh kuasanya ;
Gw mungkin salah satu orang yang gak suka dengan pembongkaran lapak pedagang khususnya pedagang yang bener-bener niat berdagang bukan untuk hal negatif, Jika relokasi dilakukan sebelum diadakan pembongkaran, mungkin hak mereka tidak akan runtuh seperti bangunan-bangunan yang telah rata dengan tanah. Susah kalau sudah mencampuri ranah pemerintah, dimana-mana selalu saja ada saat nya pemerintah selalu bertolak belakang dengan hak Rakyat.
Tapi kalau baru sekarang dibongkar, kenapa tidak dari dulu
saja dilakukan pelarangan atau langsung dibongkar jika ada yang mendirikan
bangunan atau lapak disekitar kawasan stasiun. Jujur gw sendiri agak ngerasa
ada yang hilang waktu liat semua tempat jualan di beberapa stasiun yang sering
gw lewatin udah dibongkar, kemana ya mereka yang pada jualan ?
Gw juga tergolong sering beli sesuatu di took-toko itu saat
naik kereta, contohnya tukang kue dan jajanan pasar yang tiap pagi selalu rame
kalau waktu jam kantor, toko pulsa, bahkan took kaset GAME PC langganan gw di
stasiun Univ Pancasila sekarang udah dibongkar. Turut prihatin juga liatnya,
tapi ini adalah kewenangan PT KAI sebagai empunya. Kita liat saja akan bersolek
seanggun apakah “Dia”, mudah mudahan gak akan ada lagi pihak pihak yang
dirugikan.