Kamis, 18 April 2013

Filosofi Bersepeda


Kali ini gw akan mencoba membuat sebuah filosofi tersendiri. sebelum itu,mari kita perjelas lagi apa arti filosofi itu?

" Filosofi dapat didekati atau didefinisikan, sekurang-kurangnya dari empat sudut pandang yang berbeda, yang lebih bersifat suplementari dari pada kontradiktori. Masing-masing sudut
pandang perlu diingat sebagai suatu pemahaman yang jernih mengenai makna filosofi (Harold H.
Titus, 1970) :
(1). Filosofi adalah suatu sikap pribadi terhadap hidup dan alam semesta
(2). Filosofi adalah metode pemikiran reflektif dan pengkajian yang berdasarkan pertimbangan yang sehat
(3). Filosofi adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan yang menyeluruh
(4). Filosofi adalah analisis logis mengenai bahasa dan penjernihan arti dari katakata dan konsep-konsep
(5). Filosofi adalah sekelompok masalah dan juga teori-teori tentang pemecahan masalah-masalah ini."
 



pemikiran pertama gw soal terlahirnya filosofi ini adalah ketika gw belakangan ini lagi giat banget naik sepeda,atau istilah olahraga nya bersepeda ria hahaha  :-D

kehidupan seseorang menurut gw sama seperti bersepeda, dan gw menempatkan diri seperti sedang bersepeda dalam hidup ini. Pertama saat kalian ingin mengendarai sepeda kalian, maka akan mengecek terlebih dahulu kondisi sepeda, dari mulai ban sampai kondisi stang. Dan saat mulai mengendarai sepeda pada jalur nya, maka kalian akan merasa nyaman karena jalan tersebut sudah ditujukan untuk pengguna sepeda, tetapi jika kalian mulai memasuki jalur kendaraan bermotor, maka rasa tidak nyaman dan terusik akan mulai dialami. Ini sama saja jika dalam kehidupan yang kalian alami, gw dan kalian semua akan merasa nyaman dengan kehidupan yang dijalani kalau kita sedang ada di jalur nyaman kita, tetapi saat kita berbaur dengan sesuatu yang diluar jalur nyaman kita maka perasaan terganggu mulai kita alami. Seperti kita melihat mobil dengan body yang lebih besar seakan kokoh dan angkuh tak terusik oleh sebuah sepeda kecil yang berjalan disampingnya, dan sebuah motor yang terlihat licik dan gesit meliuk melewati sepeda kita tanpa acuh. Mungkin ketika kita melihat semua itu,seakan kita merasa yang terbawah dari sebuah ordo kendaraan. kita adalah yang terlambat dari segi speed, terapuh dari segi body dan terburuk dari segi safety.
Ketika Motor dan mobil sudah pada samapai ditujuan mereka masing-masing, sepeda kita masih melaju se-gowes demi se-gowes, secepat kita menggowes maka sepeda akan melaju dengan cepat tetapi tenaga yang kita pakai akan cepat habis, namun ketika kita memperlambat gowesannya maka sepeda akan melambat dan tenaga masih banyak tersimpan di dalam tubuh.

Dari situ gw bisa berpikir, bahwa dalam hidup ini kita sendiri yang mengatur ritme dalam menjalani hidup ini, kapan mempercepat dan kapan memperlambat. ketika kita mempercepat maka usaha dan tenaga yang kita butuhkan sangat besar namun tujuan akhir akan cepat sampai, dan ketika kita memperlambat nya maka tak perlu banyak tenaga dan kita cenderung bisa santai dan menikmati perjalanan namun tujuan akhir akan lama kita capai.

Dan kesadaran akan sesuatu yang kita punya haruslah dipahami, ketika sepeda tidak akan sama dengan sebuah motor dan mobil. Sepeda tidak akan bisa secepat dan sekuat mobil dan motor, namun sepeda bisa mengajari sebuah proses usaha atas kerja keras diri kita sendiri, dengan bahan bakar alami yaitu diri kita sendiri. secepat apa sepeda melaju adalah secepat apa kita menggowes dan sekuat apa sepeda kita adalah sebesar apa tenaga kita menyeimbangkan sepeda untuk tetap melaju.



-bwhy-

0 komentar:

Posting Komentar